PESONA TERAKHIR - Pertemuan 1

“Jikalau keberuntungan tak kunjung datang kepadaku, bolehkah aku yang menjadi keberuntungan untuk diriku sendiri?”

Pesona Terakhir,  kupersembahkan bagi sosok seindah kenangan malam.




Pertemuan #1 (Jan 30 – Feb 1, 2014)
Malam ini aku tak melihat bulan menggantung di langit. Apakah dia tengah bersembunyi? Seperti aku yang tengah bersembunyi dari rona merah di pipi ini.

Keindahan Malam Satu Februari

Semalam, aku bertemu denganmu untuk pertama kali.
Andaikan kau tahu rasanya hatiku ketika kau menghampiri tempatku berada dan duduk di hadapanku.
Memang tak ada kata, juga tak ada senyuman.
Namun, tetaplah berkutat dengan duniamu, agar aku dapat mencuri pandang dengan malunya kepadamu.
Aah, tidak, aku tak bisa lagi, aku benar-benar tak fokus sekarang.
Suaramu telah menggetarkan hatiku.
Membuatku tertunduk dan melanglang buana.

Memetik Gitar Tak berbuah

Gitar?
Kau hendak bernyanyi? Benarkah?
Oh, tidak, kau bernyanyi sangat keras.
Membuatku kaget saja.
Tapi, kau terlihat bagus dengan gitar itu.
Selamat bernyanyi.

Dingin yang Menghangatkan Hati


Aku ingin berada di sana lagi, dekat denganmu.
Di sini aku kedinginan, diterpa angin dan kabut malam.
Untunglah kau menghampiriku, dengan berbentuk baju hangat.
Aku senang sekali.
Setelah bangun dari lamunan, aku baru sadar bahwa ini pertama kalinya aku mengenakan pakaian seorang laki-laki.
Ah, bau khas mu.
Serasa kau menemaniku di bawah langit berbintang malam ini.
Terima kasih.

Waktu Subuh

Pada waktu subuh berita baik mendatangiku.
Dia berkata kamu menanyakanku kepada temanku, apakah aku telah memiliki kekasih atau belum.
Benarkah itu hey?



Komentar